PATROLINUSANTARA.com Tangerang – Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid membuka Webinar Pendidikan Tumbuh Kembang Anak dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 2022.
Webinar dilakukan di Ruang Rapat Cituis dan diikuti oleh sekitar 1000 anak-anak se-Kabupaten Tangerang di masing-masing sekolah dan Forum Anak Kabupaten Tangerang.
“Hari ini kita membuka Webinar pendidikan dalam rangkaian Hari Anak Nasional, agar semua terlibat dalam membimbing, mengarahkan anak-anak ke pada hal yang positif dan kebaikan,” Kata sekda saat memberikan sambutan, Kamis, (21/07/2022)
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang mencapai kurang lebih 3,27 juta, 31 persennya atau sekitar 1 juta adalah anak usia 0-18 tahun. Menurut Sekda, jumlah anak di Kabupaten Tangerang yang cukup besar tersebut merupakan sumber daya sebagai generasi penerus tongkat esafet pembangunan yang perlu terus dibina, dipupuk dan ditingkatkan ketahanan tumbuh kembangnya serta diberikan kesempatan dalam pemenuhan hak-haknya.
“Saya menghimbau kepada para orang tua agar ketahan keluarga terus ditingkatkan, di lingkungan baik RT/RW, Lurah/Kades, hingga kecamatan. Penuhi hak-hak anak seperti ruang bermain, belajar dan mendapatkan gizi yang sehat,” ungkap Sekda.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Tangerang, Asep Suherman menambahkan rangkaian kegiatan peringatan Hari Anak Nasional Tingkat Kabupaten Tangerang berupa Webinar pendidikan untuk 1000 orang anak tersebut menghadirkan juga narasumber dari fasilitator Sekolah Ramah Anak (SRA) dan psikolog.
“Saat ini kita terus menekan angka kekerasan anak, mulai dari seminar pendidikan anak, pendampingan korban kekerasan, hingga mewujudkan ruang bermain ramah anak di setiap kecamatan,” ujar Asep.
Asep juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data, angka kasus kekerasan anak pada tahun 2021 sekitar 154 kasus, namun pada tahun 2022 hingga Juni 92 kasus. Menurut dia, walaupun menurun, masih ada beberapa kasus yang tidak dilaporkan masyarakat sehingga dikuatirkan fenomena ini seperti gunung es yang dapat melonjak sewaktu-waktu.
“Walaupun kondisi data kekerasan menurun, kita terus berupaya menekan angka kekerasan anak dengan memberikan pendampingan dan mengedukasi untuk mencegah hal tersebut,” kata Asep.
(Red)